Total Tayangan Halaman

Minggu, 09 Oktober 2011

Perjalanan Bungkus Rokok

 Perjalanan Bungkus Rokok
Diary,mbuh kapan.


Kami adalah pengamen,kami adalah musisi jalanan. Ga da pengamen yang bangga kayak kita. Lelucon yg sering kita keluarin ketika kita lagi ngamen. Kita biasa ngamen di alun2 selatan, Jogjakarta..

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 1.00 dini hari. Sudah saatna kita pulang ke rumah kita masing-masing. Aq, Arung Aufklarung atau yang biasa kami panggil Jablay, Christian Noel, Aan Ardian, dan Henry Zhaputra (all nickname on facebook), berencana pulang bareng. Kebetulan kami cuma bawa motor 1, motor Henry. Henry buru-buru pulang soalnya dia besok masuk krja pagi. Biasanya kita bawa motor sndri-sendiri. Tapi ga tau kenapa hari ini semua ga bawa motor.  Jadi kita sepakat pulang jalan kaki. Henry mutusin pulang duluan, soalnya kita ga mau dianter satu-satu juga. Sehabis dari bagi uang hasil ngamen di angkringan tempat biasa kami nongkrong, kita jalan bareng.

Cerita berawal dari sini.

Kita jalan kaki melalui jalan sebelah selatan kandang gajah. Nama jalannya Jl.Patehan Lor. Kita jalan kaki menuju Pojok Beteng Kulon, karena kebetulan kita juga tinggal d deket2 situ. Ketika baru beberapa langkah,kita ber4 sudah sampai di depan warnet, yang di depannya ada Warung Pojok. Disini Aan menyulut sebatang rokok yang juga merupakan rokok terakhirnya juga. Bungkus rokok tuw dilemparnya sekuat tenaga, meskipun cumsa terlempar sejauh kira-kira 4meter di depan kita, yang lagi jalan berbanjar. Aan sepertinya sedang sakit hati. Dia nglempar sambil bergumam, dan ngomong kata-kata yang ga enak banget didenger. Secara ga sengaja, Noel menendang bungkus rokok tuw ke depan,dan mulai menggiringnya. Aan cerita ma kita kalo hari ini dia bener-bener kesal. Tadi dia janjian ma temen cewek mantannya ketemu di kost temennya. Ketika dia sampai di kost temen ceweknya itu, ga taunya orangnya lagi pergi. Aan nunggu sampai lama, dan akhirnya ceweknya sms dan bilang kalo dia lagi di luar. Lalu  Aan kembali ke alkid, sambil berharap cewek tadi sms klo dah pulang. Dan ternyata benar juga. Lama ditunggu, cewek yang diajak janjian tadi sms, tapi bilang kalo dah terlalu malem,jadi minta ketemu besok aja. Aan bener-bener kesel, soalnya ceweknya duluan yang ngajakin ketemuan. Kita cuma menanggapi sambil senyum-senyum aja. Biasa, kita ga pernah serius n nganggepnya hal yang lucu sambil ketawa-ketawa.. Noel msih sibuk dengan bungkus rokok tadi, jadi ga memperhatiin apa yang diceritain Aan.
Ga terasa kita dah sampai di Putro Wayang, tempat workshop bikin wayang. Noel menendang dengan sekuat tenaga bungkus rokok tadi hingga meluncur dengan kecepatan tinggi,walau cuma mluncur sejauh 4 meter di depan kita. Kadang sejauh 1 meter, kadang 3 meter di depan kita. Dia menendang lagi, dan menendang lagi. Ga berapa lama,kita melewati sebuah mobil warna item,klo ga salah platnya B1180,tapi belakangnya seri apa aq ga begitu inget. Bungkus rokok tadi ditendang Noel di belakang kita dan meluncur dengan cepat, tapi menabrak kakiku. Lalu aq ganti yang menggiring bungkus rokok tadi. Dengan beberapa tendangan, kami sampai di pos ronda. Sudah jadi kebiasaan Jawa kalo kita lewat di depan orang yang lebih tua kita harus bilang permisi kepada mereka. “Nuwun Sewu”, serentak kta bilang sambil jalan dan membungkukkan badan. Lalu bapak-bapak tadi menjawab, “Monggo”.

Setelah melewati bapak-bapak tadi, ku tendang bungkus rokok ke arah Noel. Lalu dia melanjutkan menendangnya,dan mengoperkannya ke aq lagi. Kita jadi terlihat seperti main bola kalo dari jauh. Sedangkan Aan sama Jablay lagi asik ngobrol dan ga merhatiin kita yang lagi mainin bola kotak itu. Tau-tau, kita sampai di pertigaan SMP Muma (Muhamadiyah 5), dan kita masih tetep kerja keras menggiring bungkus rokok ini sambil melihat-lihat kanan kiri. Banyak rumah bagus-bagus dengan pagar yang cantik pula. “Kapan aq bisa punya rumah kayak gini ya?”,gumamku.. Ga lama kemudian, kita dah sampai di pertigaan sebelah timur SMP 16. Jauh dari belakang kita terdengar klakson motor,akhirnya kami menepi, karena kita tau kalo kita jalan agak memenuhi seluruh aspal. Disini, bungkus rokok tadi ditinggal sama Noel sehabis ditendang. Kebetulan aku lihat kejadian itu, dan aq balik lagi ke bungkus rokok lalu melanjutkan menendangnya. Sepertinya Noel dah capek menggiring. Aq tendang bungkus itu sekuat tenaga,sampai-sampai ada bagian yang robek..Dengan beberapa tendangan sekuat tenagaq, bungkus rokok tadi meluncur sampai depan pintu gerbang SMP 16. Arung yang dari tadi sibuk ngobrol ma Aan melihat bungkus rokok dan menunjuk bungkus itu sambil berkata, “Kalo kalian kasat mata, bungkus itu dah berlumuran darah loh!”. Serentak kita semua meng-iyakan. “Iya, dia pasti dah nangis darah, n pasti sekarang lagi minta ampun sambil jongkok..haha”, sahutq sambil ketawa dan mendekati bungkus rokok tadi.. Q lihat di sudut pagar sekolah itu ada tulisan “Terima Kost Putra”. Aq pikir,apa aq coba nanya tempat itu ya, sapa tau disana bisa tinggal bebas. Lalu aq tendang lagi bungkus rokok itu. Tapi bungkus tuw berhenti di depan Aan yang masih terlihat sewot yang jalan bareng Arung. “An, tendang,An”,kata Noel. Sama Aan,bungkus itu dicuekin. Sama sekali ga digubris. Lalu sama Noel ditendang lagi. Digiring sambil sedikit lari-lari. Aq perhatikan terus bungkus rokok itu, yang kadang lari ke arahku,dan kutendang lagi. Aq giring,aq tendang. Kadang meluncur jauh, kadang meluncur dekat.
Akhirnya kita melewati turunan. Dsni aq berpikir,kok jalan ini bisa turun ya, padahal ga da sungai. Sesaat kemudian, pikiranq terpecah ketika Arung yang lagi jalan bareng ma Aan balik menghadap ke belakang sambil jalan mundur  dan bilang, “Di Singapore tuw ga da bedane siang dan malem loh”. “Ho oh pow? Kok bisa?”,serentak kami menyahut,sambil jalan dan menggiring bola kotak itu. Terlihat dari posisi kita jalan di pertigaan depan ada bapak-baoak berdiri. Sekitar 5 orng. Bau harum yang khas bakmi goreng membuat kita jadi tambah laper. Ga taunya di depan kita ada penjual bakmi. Tempatnya gelap.jd dari 20 meter aj ga keliatan klo tuw pnjual bakmi dan para pembelinya.

Sementara itu,bungkus rokok masih terus disiksa. Ditendang dan ditendang. Ga lama kemudian,kami sampai di pertigaan Jl.Nagan. Dstu aq ga inget, apa yg kami obrolkan. Yang q inget, aq ma Noel aja yg aktif menendang bola kotak itu. Ga terasa juga, kita sampai di polisi tidur paling selatan di Jl.Nagan. Sekali tendang, bungkus rokok itu meluncur sejauh 3 meteran.. Aq ma Noel ketawa melihat nasib sang bungkus rokok. Ketika kami melewati tepat di depan tangga beteng, spontan aq bilang, “Sekali-sekali kt naik yuk”. Temen-temen setuju,n kita naek ke benteng. Noel yg paling belakangan naeknya mengambil bungkus rokok dan menaruhnya di pinggiran tangga. “Alangkah baeknya kalo bungkus ini di parkir dstu”, katanya mbil jalan naik ke tangga. Kulihat Jablay ma Aan yg lg ngobrol mbil jalan naek tangga. Sedikit q dengar percakapan mereka. Aan masih dongkol ma cewek yg diajak janjian td. Aan bicara kotor terus, sedangkan Jablay menanggapinya dengan bijaksana.
Begitu sampai di atas, kami langsung menempel kayak ulat bulu di tembok yg berlekuk, yang dari situ kita bisa melihat jalan raya. Q bilang, klo dsni dlu sering buat menjemur peti orang mati. Jablay yang ngedenger ap yg aq bilang langsung menanggapi. “Tau ga, dj? Aq dlu prnah tidur di dalam petinya yg dijemur dsni jg loh”. “Masa, sih?, sahutq mbil ga percaya.
“Dulu itu q prnah tidur dsni, bangun-bangun dah siang, terus kepanasan kena sinar matahari. Makane aq nglanjutin tidur di dalem peti mbil aq tutup separuh..haha”,katanya sambil ketawa. Spontan kami bilang, “wo,wong edan. Diprimpeni kapok koe,haha”. Ga lama kemudian, aq inget klo Aan tuw paling penakut diantara kita. Spontan aq ngagetin mereka, kutakut-takutin, mbil teriak n lari menuruni tangga. Sepintas q lihat Aan mau ikut lari, tapi ga jadi. Mungkin karena Jablay lg ngobrol ma dy. dan mungkin dia jg berpikir klo Jablay ga bakalan lari, soalnya diantara kita, Jablay paling ga takut ma hantu.
Sedangkan Noel yang ikut lari bareng aq ketawa melihat Aan yg spontan mo ikut lari. Ketika q dah mpe tangga yang bawah, q brhenti n memperhatiin Aan ma Jablay yang msih di atas. Mereka terlihat hitam semua dari bawah karena efek lampu mercury yg ada di belakang mereka.
“Wuh, keren banget kalo di potret ne”, kataq mbil melipat jari n membentuk kotak layaknya sebuah kamera.
“Ayo,kita lanjutkan perjalanan!”,kata Noel mbil menendang pelan bungkus rokok td. Aq ma Noel lari-lari kecil mbil saling oper, mbil ketawa-ketawa, lompat-lompat kecil. Dengan beberapa lompatan kecil, kita nyampe di lampu merah.
“Eh,stop dlu, kita nunggu lampunya hijau dlu ya”, kata Aan..
Kita jg ngikut ap yg dy bilang. Ga lama kemudian, lampu menyala hijau.. Sekarang Aan ma Jablay mulai agak aktif ikut menendang . Beberapa tendangan, bungkus rokok mpe depan BRI. Kulihat sebentar nasib bungkus rokok, ternyata udah ga karuan. Tutup atasnya dah sobek. Plastik penutup luarnya jg dah hilang. Gambar merknya A mild jg sedikit ngelupas.
“Huhu,nasibnya kayak gni ne”, kataku mbil nunjukin ke arah bungkus rokok tadi. “Ayo kita lanjutkan lg, kita hampir nyampe”, lanjutq. Bungkus rokok aq tendang lg, aq tendang ke arah Jablay. Jablay tendang lg ke Noel. Noel tendang lg ke Jablay. Jablay coba menggiring dgan beberapa tendangan mbil jalan santai. Lalu dioper ke Noel. Sekali lg Noel tendang sekuat tenaga. Mungkin tendangan dy udah maksimal, udah bisa menjebol gawang lawan klo maen sepak bola, sampe2, bungkus rokok tadi sobek dan terlempar kurang lebih 4 meter.. Dan akhirnya…finiiiiish….. haha… Perasaan seneng karena dah menggiring bungkus rokok dari alkid mpe basecamp kedua kita, Studio PS, selatan lampu merah Jokteng Kulon. Keringet yang bercucuran dengan perasaan seneng campur jadi satu.. Akhirnya, dibawah cahaya lampu mercury, bungkus rokok Amild td q foto pake kamera hp. Tp sayangnya, beberapa hari kemudian hpq hilang di terminal Jombor. Sayangnya foto bungkus rokok yg hancur tuw ada di mmc hp yg hilang tuw..
Jadi, tulisan ne ckup sampe dsni, ok?


Little Letter_by: Alex Alkid

Jam Pasir Kehidupan

1mnt=60dtik=kurang.
1jam=60mnt=kurang
1hri=24jam=kurang
1mggu=7hri=kurang
1thun=52mgu=krng
*ingin msa hdupq jd 1hr"

Bintang Bersayap

Berjuta bintang malam yang dingin menyelimuti diriku
Terang cahayanya membuat hati ini terpana
ada satu bintang yang memikat hati
Lalu kusapa dan kutanya, siapa dirimu?
Akulah bintang bersayap, yang hinggap dari hati ke hati....

Udara malam yang dingin menyelimuti diriku,
harum nafasmu membuatku beku
Tak berdaya dengan apapun yang terjadi
Mabuk kepayang oleh birahi, oleh gelas-gelas anggur,
oleh diri kita masing-masing..
Mengapa saling kita rindukan..

Tetes-tetes embun menyejukkan jiwaku
serasa raga ini murni, sempurna bersamamu..
Hingga abad pun berganti....
Sayap yang ku patahkan dulu, tumbuh lagi..
Kau lepaskan pelukanmu, kecupanmu, hingga genggaman tanganmu..
Pelan pelan, tatapanmu hilang bersama dengan sehening malam..
Dingin, hampa...

Dari Sisi Aku

Dari Sisi Aku

Dari sisiku, perbedaan itu indah, melebihi indahnya emas murni yang masih lunak, dan berlian yang sudah terasah dengan sangat baek dan hati-hati…..

Kita sama, meski kita berbeda…

Mereka lebih bisa menghargai hidup, daripada kamu yang hidup enak disitu….
Menurut mereka, kami hidup dengan sampah, bagiku adalah surga, bahkan di atas surga….

Kita ibarat sebuah debu di udara yang tak terbatas ini, maka dari itu sombong tidak ada artinya..

Segala materi yang kalian tunjukkan ke semua orang, tidak ada artinya di mataku, karena kita adalah debu.. Terkecil dari segalanya dan tidak semua orang tahu bahwa itu kamu yang sedang bahagia dengan materimu..

Ketika seseorang sedang mengeluh, ingin sekali kukatakan padanya, lihatlah dunia luar, banyak yang lebih terpuruk, berharap supaya mereka merasa lebih baek….

Banyak orang bilang, tak ada yang abadi…. Sejenak terpikir olehku, mari berkarya, dan menciptakan sesuatu yang indah.. Dengan begitu, kata “abadi” akan muncul dengan sendirinya….

Kadang terpikir juga, waktu cepat sekali berjalan. Maka dari itu, sama sekali ga pernah ku sia-siakan waktu hidupku meski cuma sedetik….

Hidup ini ibarat sebuah kompetisi, kompetisi untuk menaklukan kehidupan, dan memberi makna hidup…. Segalanya tentang kesibukan, rutinitas, dan kebiasaan, tergantung cara kita memberinya warna….

Hidupku gelap, tapi lebih baek ketimbang ga da warnanya sama sekali. Dan yang paling penting, sama sekali ga pernah ada pihak yang aku rugikan….

Tentang masa depan, aku ga takut. Kulakukan yang terbaek buatku dan buat semua orang di setiap ada kesempatan, kapanpun, dan dimanapun.. Karena kemarin sudah berlalu, hari esok belum datang, sedangkan kita hanya punya hari ini….

Hingga tak pernah ada kata menyerah…..

Untuk semua impianq.....

Ketika Jarum Jam Berputar ke Kiri

Ketika Jarum Jam Berputar ke Kiri

by Alex Alkid on Saturday, September 3, 2011 at 12:37am
Ketika Jarum Jam Berputar ke Kiri

            Malam yang kelam, sedikit mencekam. Dari mata tertutup, jadi terbuka. Pelan-pelan ku buka selimut dan kulipat. Selimut jadi tampak rapi.. Sejenak lalu aku duduk dan berdoa. Ya Tuhan, aku mau tidur, berkatilah agar aku bisa tidur nyenyek malam ini, dan anugerahilah mimpi yang indah.
            Lalu aku bangun, lambat laun kamar jadi agak rapi. Tanganku meraih handphone, lalu kumasukkan ke saku celana jeansku. Pakaian yang ada di gantungan baju kupakai dengan rapi. Aku beranjak keluar kamar, menyapa saudara-saudaraku. Kuambil motor, sedikit bersih-bersih, lalu beranjak keluar rumah. Kulihat jalanan melintas mundur dengan cepat. Lalu tiba di tempat favoritku.
            Riuh ramai kendaraan di sekitarku, semua berjalan mundur. Kumainkan lagu dengan gitar dan menemui teman-teman.
Pudar….
Semuanya berjalan cepat… Wuzzzzzz….
            Lalu kudapati diriku di atas motor lagi, dan kembali lagi motorku berjalan dengan kencang mundur ke rumah.
            Kuambil handuk, dan menuju kamar mandi. Dinginnya mandi di sore hari. Selesai mandi, aku langsung meraih motor lagi. Bruuuummmm… 10 menit aku tiba di tempat kerja.

            Lama kelamaan, hari semakin terang. Matahari dengan cepat merangkak ke arah timur.

            Aku pulang ke rumah. Begitu tiba di rumah, langsung kuraih handuk, dan mendapati diriku di kamar mandi.
            Kulihat jam di dinding dah menunjukkan pukul 7.00 pagi. Ku melangkah mundur, menuju tempat tidur dengan malas-malasan, menutupkan selimut dengan mata berat, lalu tertidur….

Aku ga inget mimpi ap malam itu..

Rabu, 07 September 2011

Alex Alkid_Musik Dalam Segelas Teh.mp3.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - Alex Alkid_Musik Dalam Segelas Teh.mp3.mp3

Alex Alkid_Musik Dalam Segelas Teh.mp3.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh - <a href="http://www.4shared.com/audio/V4M3AGh8/Alex_Alkid_Musik_Dalam_Segelas.html" target="_blank">Alex Alkid_Musik Dalam Segelas Teh.mp3.mp3</a>